Memahami Pemicu Kebakaran pada Kendaraan Listrik dan Faktor Risikonya

Insiden kebakaran yang diduga melibatkan kendaraan listrik baru-baru ini di Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi perhatian serius. Menanggapi peristiwa tersebut, Kariyanto Hardjosoemarto selaku CEO VinFast Indonesia memaparkan sejumlah faktor teknis dan non-teknis yang dapat memicu risiko api pada mobil listrik (EV).

Kariyanto menyoroti bahwa proses pengisian daya (charging) melibatkan tegangan tinggi (high voltage). Masalah sering muncul akibat penggunaan perangkat pengisian daya atau soket yang tidak standar atau hasil modifikasi ilegal. “Kita harus memastikan siapa yang memasang soket dan apakah charger yang digunakan sudah bersertifikat resmi,” tegasnya. Komponen yang tidak standar dapat menyebabkan baterai mengalami panas berlebih (overheat) yang berujung pada ledakan.

Selain faktor perangkat, kondisi lingkungan sekitar saat pengisian daya juga sangat menentukan. Dalam kasus di Penjaringan, api dilaporkan menyambar material mudah terbakar seperti thinner dan cat yang diletakkan dekat kendaraan. Kariyanto menjelaskan bahwa ruang parkir yang sempit dan minim ventilasi memperburuk keadaan karena menghambat sistem pendinginan alami kendaraan saat proses charging.

Lebih lanjut, ia mengingatkan tantangan evakuasi pada hunian model ruko yang tertutup teralis rapat. Seringkali, garasi yang sekaligus difungsikan sebagai gudang barang mudah terbakar menjadi jebakan api jika terjadi korsleting, sehingga penghuni di lantai atas sulit menyelamatkan diri.

Kariyanto mengimbau para pemilik EV untuk lebih memahami karakteristik teknologi ini. Mengingat teknologi mobil listrik masih terus berkembang dan belum “sematang” mesin bensin yang sudah ada selama seabad, kewaspadaan ekstra terhadap prosedur pengisian daya dan keamanan lokasi parkir menjadi kunci utama keselamatan.