Pertumbuhan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia mengalami lonjakan signifikan, terutama dengan meningkatnya populasi mobil listrik asal China. Hal ini berdampak langsung pada transaksi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PT PLN (Persero), yang meningkat hingga lima kali lipat dalam setahun terakhir. PLN pun mengambil langkah antisipatif dengan menambah jumlah SPKLU di berbagai lokasi strategis.
Transaksi Yang Melonjak Tajam
PLN mengungkapkan bahwa transaksi di SPKLU mereka mengalami peningkatan yang sangat signifikan, mencapai lima kali lipat dalam kurun waktu setahun. Fenomena ini terjadi akibat lonjakan pengguna kendaraan listrik, khususnya mobil listrik asal China yang semakin mendominasi pasar Indonesia.
Lonjakan Transaksi SPKLU di Indonesia
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa peningkatan transaksi di SPKLU mulai terasa sejak Lebaran tahun 2023. Pada periode tersebut, jumlah transaksi tercatat sebanyak 2.500 kali. Namun, angka ini melonjak hingga 12.600 transaksi pada Lebaran 2024. Bahkan, PLN memproyeksikan bahwa transaksi SPKLU akan mencapai 64.600 kali pada Lebaran tahun 2025.
Mobil Listrik China sebagai Pendorong Utama
Darmawan menjelaskan bahwa salah satu faktor utama peningkatan transaksi SPKLU adalah populasi mobil listrik asal China yang terus bertambah. Salah satu merek mobil listrik dari China mencatat penjualan yang sangat pesat, sehingga mendorong peningkatan jumlah kendaraan listrik di Indonesia secara signifikan.
Antisipasi PLN untuk Masa Depan
Melihat tren ini, PLN mulai mempersiapkan penambahan SPKLU di berbagai lokasi strategis, seperti rest area dan pusat kota. Hal ini bertujuan untuk menghindari antrean panjang saat pengisian daya, terutama selama musim liburan seperti Lebaran.
Strategi PLN Menyikapi Lonjakan Permintaan
Untuk menghadapi lonjakan permintaan pengisian daya kendaraan listrik, PLN telah menyusun berbagai strategi.
Penambahan Fasilitas SPKLU
PLN berencana untuk memperluas jaringan SPKLU di seluruh Indonesia. Fasilitas ini akan difokuskan pada lokasi-lokasi dengan tingkat mobilitas tinggi, seperti rest area jalan tol dan kawasan wisata. Langkah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik yang terus meningkat.
Optimalisasi Teknologi dan Infrastruktur
Selain penambahan jumlah SPKLU, PLN juga berupaya meningkatkan efisiensi infrastruktur yang sudah ada. Penggunaan teknologi terkini pada SPKLU diharapkan dapat mempercepat proses pengisian daya, sehingga dapat melayani lebih banyak pelanggan dalam waktu singkat.
Dampak Positif Pertumbuhan Kendaraan Listrik
Peningkatan jumlah kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya berdampak pada transaksi SPKLU, tetapi juga memberikan berbagai manfaat lain.
Pengurangan Emisi Karbon
Penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi emisi karbon, sehingga berkontribusi pada upaya pemerintah dalam mencapai target netral karbon pada tahun 2060.
Penghematan Energi
Mobil listrik dikenal lebih efisien dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Hal ini tidak hanya mengurangi konsumsi bahan bakar, tetapi juga memberikan penghematan biaya bagi pengguna.
Mobil Listrik yang Semakin Diminati
Lonjakan transaksi SPKLU yang dialami PLN menjadi indikator bahwa kendaraan listrik semakin diminati masyarakat Indonesia, khususnya mobil listrik asal China. Dengan langkah antisipatif seperti penambahan SPKLU dan optimalisasi teknologi, PLN berkomitmen untuk mendukung transisi menuju era kendaraan ramah lingkungan. Pertumbuhan ini tidak hanya mendorong inovasi teknologi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Cek Juga “Insentif PPnBM dan PPN untuk Mobil Hybrid dan Konvensional”